Keutamaan Membaca Al Qur’an
Sesungguhnya Al Qur’an diturunkan tidak lain kecuali untuk suatu tujuan yang agung yaitu sebagai pelajaran dan hukum. Adapun pada saat ini, banyak manusia yang meninggalkan kitab yang agung ini, tidak mengenalnya kecuali hanya pada saat-saat tertentu saja, “Diantara mereka ada yang hanya membaca saat ada kematian, ada yang hanya menjadikannya sebagai jimat dan ada pula yang hanya mengenalnya pada saat bulan Ramadhan saja.”
Memang benar bahwa bulan Ramadhan adalah bulan Al Qur’an, kita dianjurkan agar memperbanyak membaca Al Qur’an pada bulan ini. Namun tidak sepantasnya seorang muslim berpaling dari kitab yang mulia ini di luar bulan Ramadhan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjanjikan keutamaan yang begitu banyak bagi para pembacanya meskipun di luar bulan Ramadhan, dan diantaranya adalah :
- Memperoleh kesempurnaan pahala
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ يَـتْـلُونَ كِتَابَ اللهِ وَأَقَامُوا الصَّلاَةَ وَأَنـــْفَقُوا مِمَّـا رَزَقْـنَاهُمْ سِرًّا وَعَلاَ نِيَةً يَرْجُونَ تِجَارَةً لَنْ تَبُورَ . لِيُـوَفّـِـيَهُمْ أُجُورَهُمْ وَيـَزِيدَهُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّهُ غَفُورٌ شَكُورٌ . فاطر : 29-30
(QS. Fathir : 29-30) Berkata Qatadah : “Mutharrif رحمه الله apabila membaca ayat ini beliau berkata : “ini ayat para qari’” (Lihat Tafsir Ibnu Katsir III: 554)
- Syafa’at bagi pembaca Al Qur’an
Dari Abu Umamah, ia berkata : “Saya mendengar Rasulullah Radhiyallahu ‘anhu bersabda :
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يـَأْتِي يَوْمَ الْقِـيَامَةِ شَفِيعًا ِلأَصْحَابِهِ . رواه مسلم
Dan dari Abdullah bin ‘Amru bin Ash Radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda :
الصّـِيَامُ وَالْقُرْآنُ يـَشْفَعَانِ لِلْـعَبْدِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ يَقُولُ الصّـِيَامُ أَيْ رَبِّ مَنَعْتُهُ الطَّعَامَ وَالشَّــهَوَاتِ بِالـنَّــهَارِ فَشَفِّعْنِي فِيهِ وَيـــَــقُولُ الْقُرْآنُ مَــنَــعْتُهُ الـنَّــوْمَ بِاللَّـيْلِ فَشَــفِّعْنِي فِيهِ قَالَ: فَيُشَفَّعَانِ رواه أحمد
“Puasa dan Al Qur’an akan memberi syafa’at kepada hamba kelak di hari kiamat, puasa berkata : “Ya Rabbku saya telah mencegahnya dari memakan makanan dan menyalurkan syahwatnya di siang hari, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya. Dan berkata Al Qur’an :”Saya telah mencegahnya dari tidur di waktu malam, maka izinkanlah aku memberi syafa’at kepadanya, Nabu bersabda :”Maka keduanya memberikan syafa’at” (HR. Ahmad)
Oleh karena itu dianjurkan untuk memperbanyak membaca Al Qur’an Al Karim terutama di bulan Ramadhan, karena bulan ini merupakan bulan Al Qur’an. Para ulama As salaf Ash Shalih bila menghadapi bulan Ramadhan mereka menyambutnya dengan membaca Al Qur’an lebih banyak dari bulan lainnya. Mereka menyibukkan diri dengan tadarrus Al Qur’an, mempelajarinya, mengajarkannya dan qiyamul lail dengan membaca ayat-ayatnya agar mereka beruntung mendapat syafa’at dari puasa dan Al Qur’an yang mereka baca serta agar mendapatkan ridha dan syurganya dari Ar Rahman.
- Pahala yang berlipat ganda bagi orang yang membaca Al Qur’an
Dari Ibnu Mas’ud Radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Radhiyallahu ‘anhu bersabda :
مَنْ قَرَأَ حَرْفًا مِنْ كِتَابِ اللهِ فَلَهُ بِهِ حَسَنَةٌ وَالْحَسَنَةُ بِعَشْرِ أَمْثَالِهَا لَا أَقُولُ الم حَرْفٌ وَلَكِنْ أَلِفٌ حَرْفٌ وَلاَمٌ حَرْفٌ وَمِيمٌ حَرْفٌ . رواه الترمذي
- Mengangkat derajat di Syurga
Dari Abdullah bin Amru bin Ash Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Radhiyallahu ‘anhu bersabda :
يُقَالُ لِصَاحِبِ الْقُرْآنِ اقْرَأْ وَارْتَقِ وَرَتِّلْ كَمَا كُنْتَ تُرَتِّلُ فِي الدُّنْيَا فَإِنَّ مَـنْزِلَتَكَ عِنْدَ آخِرِ آيَةٍ تَقْرَأُ بِهَا
رواه الترمذى و أبو داود
“Dikatakan kepada Ahli Al Qur’an : “Bacalah dan keraskanlah dan bacalah (dengan tartil) sebagaimana engkau membacanya di dunia, sesungguhnya kedudukanmu adalah pada akhir ayat yang kau baca” (HHR. Tirmidzi)
- Belajar dan mengajarkan Al Qur’an adalah amalan yang terbaik
Dari Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘anhu dari Nabi Radhiyallahu ‘anhu bersabda :
خَـيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ . رواه البخاري
Al Hafizh Ibnu Hajar berkata : “Tidak diragukan lagi bahwa orang yang menggabungkan dalam dirinya dua perkara yaitu mempelajari Al Qur’an dan mengajarkannya, dia menyempurnakan dirinya dan orang lain, berati dia telah mengumpulkan dua manfa’at yaitu manfa’at yang pendek (kecil) dan manfa’at yang banyak, oleh karena inilah dia lebih utama” (Fathul Bari 4:76)
- Empat Keutamaan bagi kaum yang bekumpul untuk membaca Al Qur’an
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata Rasulullah Radhiyallahu ‘anhu bersabda :
مَا اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَـيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللهِ يَـتْـلُونَ كِتَابَ اللهِ وَيـَـتَدَارَسُونَهُ بَـيْـنَـهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَـيْهِمْ السَّكِينَةُ وَغَشِيَـتْهُمْ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمْ الْمَلاَئِكَةُ وَذَكَرَهُمْ اللهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ . روا مسلم
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di suatu rumah dari rumah Allah (masjid) mereka membaca kitabullah dan saling belajar diantara mereka, kecuali Allah menurunkan ketenangan kepada mereka, mereka diliputi rahmat, dinaungi malaikat dan Allah menye butnyebut mereka pada (malaikat) yang didekatNya” (HR. Muslim)
Maka berbahagilah ahlul Qur’an dengan karunia yang agung dan kedudukan yang tinggi ini, maka sungguh sangat mengherankan orang yang masih bermalas-malasan bahkan berpaling dari majelis Al Qur’an.
- Membaca Al Qur’an adalah perhiasan Ahlul Iman
Dari Abu Musa Al Asy’ari Radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Radhiyallahu ‘anhu bersabda :
مَـثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَثَلِ اْلأُتْرُجَّةِ رِيحُـهَا طَـيِّبٌ وَطَعْمُـهَا طَـيِّبٌ وَمَـثَلُ الْمُؤْمِنِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَـثَلِ التَّمْرَةِ لاَ رِيحَ لَهَا وَطَعْمُـهَا حُلْوٌ وَمـَـثَلُ الْمُـنَافِقِ الَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ مَـثَلُ الرَّيْحَانَةِ رِيحُـهَا طَيِّبٌ وَطَعْمُـهَا مُرٌّ وَمـَـثَلُ الْمُـنَافِقِ الَّذِي لاَ يَقْرَأُ الْقُرْآنَ كَمَـثَلِ الْحَـنْظَلَةِ لَـيْسَ لَهَا رِيحٌ وَطَعْمُـهَا مُرٌّ . رواه البخاري و مسلم
“Perumpamaan orang mukmin yang membaca Al Qur’an itu bagaikan jeruk limau; harum baunya dan enak rasanya dan perumpamaan orang mu’min yang tidak membaca Al Qur’an itu bagaikan buah kurma; tidak ada baunya namun enak rasanya. Dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al Qur’an itu bagaikan buah raihanah; harum baunya tapi pahit rasanya dan orang munafik yang tidak membaca Al Qur’an itu bagaikan buah hanzhalah; tidak ada baunya dan pahit rasanya” (HR. Bukhari dan Muslim)
Orang mu’min yang tidak membaca Al Qur’an berati ia telah menghilangkan salah satu sifat esensinya yaitu baik pada zhahirnya. Ini merupakan kekurangan bagi pribadi seorang muslim, yang seharusnya mampu membaca Al Qur’an, menghafalkannya dan mentadabburinya tapi justru melalaikannya.
- Membaca Al Qur’an tidak sebanding dengan Harta benda dunia.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu berkata, Rasulullah Radhiyallahu ‘anhu bersabda :
أَيُحِبُّ أَحَدُكُمْ إِذَا رَجَعَ إِلَى أَهْلِهِ أَنْ يَجِدَ فِيهِ ثَلاَثَ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ قُلْـنَا : نَعَمْ ، قَالَ : فَثَلاَثُ آيَاتٍ يَقْرَأُ بِهِنَّ أَحَدُكُمْ فِي صَلاَتِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ ثَلاَثِ خَلِفَاتٍ عِظَامٍ سِمَانٍ رواه مسلم
“Apakah salah seorang diantara kalian senang bila pulang kepada keluarganya dengan mendapatkan tiga ekor unta khalifat yang gemuk-gemuk ?” Kamipun berkata : “Ya” Beliau bersabda : “Maka tiga ayat yang dibaca oleh seseorang diantara kalian dalam shalatnya itu lebih baik dari tiga ekor unta khalifat yang gemuk-gemuk” (HR. Muslim)
Harta yang paling dicintai orang Arab pada waktu itu adalah unta khalifat, apabila unta khalifat yang besar lagi gemuk memiliki nilai kekayaan yang besar yang diperebutkan manusia, maka sesungguhnya belajar atau membaca satu ayat dari kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala lebih baik disisi Allah dari pada unta tersebut.
Bersegera membaca Al Qur’an lebih banyak manfa’atnya dari pada berdesak-desakan memperebutkan harta kekayaan dunia yang akan sirna tidak meninggalkan bekas. Adapun bacaan Al Qur’an maka pahalanya tersimpan untukmu.
- Keutamaan orang yang mahir membaca Al Qur’an
Dari Aisyah رضي الله عنها ia berkata, Rasululah Radhiyallahu ‘anhu bersabda :
الْمَاهِرُ بِالْقُرْآنِ مَعَ السَّفَرَةِ الْكِرَامِ الْبَرَرَةِ وَالَّذِي يَقْرَأُ الْقُرْآنَ وَيـَـتَتَعْتَعُ فِيهِ وَهُوَ عَلَـيْهِ شَاقٌّ لَهُ أَجْرَانِ
رواه مسلم
Setelah anda ketahui wahai saudaraku pahala besar dan kedudukan yang dicapai orang yang membaca Al Qur’an maka tidak ada kewajiban bagi anda kecuali menyingsingkan lengan untuk bersungguh-sungguh, banyak membaca Al Qur’an dan mentadabburinya serta menjaga kontinuitas amal itu, tidak putus atau malas pada bulan Ramadhan atau pun bulan-bulan lainnya -Wallahu Musta’an-